Saat ini Mabes Polri masih menyelidiki dan mendalami keterkaitan antara jaringan teroris di Aceh dengan Tandzim Al Qoidah (Al Qaeda) Indonesia, yang mengaku jaringan teroris di Aceh adalah jaringan mereka.
Menurut Kadiv Humas Irjend Pol Edward Aritonang hingga kini Polri masih melakukan penelusuran karena belum diketahui secara pasti siapa yang merilis pengakuan Al Qoida dalam blog dan apakah kelompok itu terkait dengan kelompok bersenjata berada di Aceh.
"Keterlibatan atau hubungan jaringan itu dengan kelompok di Aceh masih kita cek. Siapa yang buat blog itu, apakah serius atau sekedar iseng," ujarnya Irjen Pol Edward Aritonang, Jakarta, Minggu (7/3).
Terkait dengan aksi pengejaran jaringan terorisme di Aceh, Kadiv Humas mengatakan hingga kini pasukan Brimob dan Detasemen khusus (Densus) anti teror masih melakukan pengejaran di sejumlah daerah yang di duga menjadi tempat persembunyian kelompok teroris.
"Mereka diduga sudah menyebar, kita masih melakukan pengejaran dan pengepungan ke beberapa lokasi yang di duga menjadi tempat persembunyian," ujarnya.
Edward membantah anggapan lemahnya intelejen Polri yang membuat Polri kesulitan dalam menghalau dan menaklukan jaringan teroris di Aceh. Ia mengatakan sebaiknya apa yang sudah dilakukan diberikan apresiasi.
"Kita tidak ingin saling menyalahkan, apa yang dilakukan anggota kita menunjukkan jika Polri sudah berupaya keras hingga banyak dari personelnya yang tewas berguguran. Kita harus memberikan apresiasi, bayangkan jika Polri tidak berhasil membongkar. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi di Indonesia," imbuhnya.
Sebelumnya, Al Qoidah Indonesia membuat pernyataan tertulis dalam sebuah blog. Berikut isi pernyataan bertanggal 2 Maret 2010:
"Kami Tandzim Al Qoidah Indonesia Wilayah Serambi Makkah dengan ini memberikan penjelasan kepada umat islam yang tercinta bahwa sampai hari ke-10 pengejaran Thogut terhadap kami, kami dapat bertahan melanjutkan jihad meskipun sebagian saudara kami ada yang tertawan dan syahid. Dan dengan ini kami tegaskan kepada umat islam bahwa kami berpegang pada janji kami untuk berjihad melawan Zionis Yahudi, salibis dan Murtaddin sampai Allah tetapkan kemenangan bagi kami atau syahid di jalan Allah biidznillah.
Adapun kepada umat kami yang tercinta kami ingatkan bahwa jihad hari ini hukumnya Fardhu’ain, penundaan terhadap jihad menyebabkan maslahat ketika itu hilang. oleh karena itu membantu, mendukung, mendo’akan, Infak fii sabilillah dan datang ke medan Jihad adalah keharusan yang tidak ada udzur ketika jihad fardhu’ain."
Penyataan ini dikeluarkan oleh Divisi Media Tandzim Al Qoidah Indonesia, Serambi Makkah, Abu Saif Al Acehi. Ia juga berpesan agar umat Islam tidak melupakan Mujahidin dalam doa-doa. [inilah.com]
0 komentar:
Posting Komentar